Rabu, 24 April 2013

EKOSISITEM LAMUN

EKOSISITEM LAMUN

 

Padang lamun (seagrass bads) merupakan salah satu ekosistem yang terletak di daerah pesisir. Lamun (segrass) tumbuh di perairan dangkal yang agak berpasir. Sering pula dijumpai di terumbu karang. Lamun adalah tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) dari kelas angiospermaea. Tumbuhan ini telah menyesuaikan diri untuk hidup terbenam di dalam laut terdiri atas rhizome, daun dan akar. Rhizome merupakan batang yang terbenam dan merayap secara mendatar dan berbuku – buku. Pada buku – buku tersebut tumbuh betang pendek yang tegak ke atas, berdaun dan berbunga. Dengan rhizome dan akarnya inilah tumbuhan tersebut dapat menancapkan diri dengan kokoh di dasar laut hingga tahan terhadap hempasan gelombang dan arus. System pembiakan lamun melalui penyerbukan di dalam air (hydrophilous pollination).

Lamun (seagrasses) adalah satu – satunya kelompok tumbuh – tumbuhan berbunga yang terdapat dilingkungan laut. Tumbuh – tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai – tangkai yang merayap yang efektif untuk berkembang biak. Berbeda dengan tumbuh – tumbuhan lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan system internal untuk mengangkut gas dan zat – zat hara.

Beberapa jenis lamun dari kawasan Asia (Fortes, 1990) :

a.       Syringodium isoetifolium (lamun alat suntik)

b.      Thalassodendron ciliatum (lamun kayu)

c.       Halovila ovalis (lamun sendok)

d.      Halophila decipiens (lamun sendok tak berurat)

e.       Enhalus acoroides (lamun tropika)

f.       Cymodocea rotundata (lamun berujung bulat)

g.       Halodule uninervis (lamun serabut, varietas daun lebar)

h.      Halodule uninervis (lamun seabut, varietas daun sempit)

i.        Halophila minor (lamun senduk kecil)

j.        Halophila spinulosa (lamun senduk dasar keriting)

k.      Cymodocea serrulata (lamun bergigi)

l.        Thalassia hemprichii (lamun dugong)

 

Beberapa jenis lamun dari kawasan Asia (Fortes, 1990) :

 

Cymodocea serrulata

 

 

Enhalus acoroides

 

 

 

 

 

 

Halovila ovalis

 

 

  

Halodule uninervis

 

Halophila minor

 

 

 

 

Halophila spinulosa

 

 

 

 

 

 

 

Syringodium isoetifolium

 

 

Thalassia hemprichii

 

 

Thalassodendron ciliatum

 

 

Halophila decipiens

 

Cymodocea rotundata

 

 

Tumbuhan lamun yang ada di dunia terdiri atas 2 famili, 12 genera, dan 49 spesies, dari genera tersebut, 7 diantaranya hidup di perairan tropis, yaitu Enhalus thalassia, Halophilia, Halodule,Cymodocea, Syringodium, dan Thalassodendron (Den Hartog,                                                                                                                                                                                                     1970). Di Indonesia terdapat 12 jenis dari 2 famili (tabel 1.0)

Tabel 1.0 jenis - jenis Lamun di perairan Indonesia

Famili Potamogetonacea

Famili Hydrocharitaceae

Halodule univernis (serabut )

Enhalus acoroides (tropic)

Halodule pinifolia (lamun serabut)

Thalassia hemprichii  (dugong)

Cymodocea rotundara ( berujung bulat)

Halophila ovalis (senduk)

Cymodocea serrulata ( bergigi)

Halophila minor (isenduk kecil)

Syrongodium isoelifolium (alat suntik)

Halophila deciplents (senduk tak berurat)

Thalassodendron ciliatum (kayu)

Halophila spinulosa (senduk dasar keriting)

  

 

Nama – nama Indonesia yang tercantum di belakang nama ilmiah diterjemahkan dari nama – nama bahasa Inggris yang diberikan ole M.D . Fortez dalam bukunya berjudul Seagrasses : a resource unknown in the Asean region terbitan 1989 untuk mengingat – ingat sifat, bentuk atau daerah sebaran yang khas dari masing – masing jenis. 3 marga yang banyak kita jumpai di perairan pantai adalah Halophila, Enhalus dan Cymodocea

.

-          Halophila terdapat di pantai pasir, di paparan terumbu dan di dasar pasir lumpuran dari paras pasut rata – rata sampai batas bawah dari mintakat pasut. Jenis lamun ini mempunyai tangkai yang ramping, berdiameter 1 mm, hamper tak berwarna dan merayap. Sepanjang tangkai yang merayap muncul daun – daun yang berpasangan keatas di bawah permukaan air dan akar – akar kecil ramping ke bawah., ke dalam tanah. Daun – daun bundar telur (oval) tipis berwarna hijau dengan warna kemerah – merahan berukuran 10 – 15 mm panjangnya dan 5 – 7 mm lebarnya. Masing –masing daun ditunjang oleh tangkai (petiole) berukuran 8 – 15 mm panjang dan 0,5 mm diameter. Di tempat yang terlindung, tumbuh tumbuhan ini membentuk permadani tumbuh –tumbuhan di antara air surut rata –rata pada pasut bulan – setengah dan air air surut rata pada pasut purnama, memberikan lingkungan cocok untuk pelekatan alga. Di lingkungan ini mereka membentuk tajuk (canopyi). Bunganya berkelamin tunggal dan soliter.

-          Enhalus acoroides adalah perdu bawah air yang mempunyai akar kuat dan diselimuti oleh benang – benang hitam yang kaku. Daun – daunnya terdapat dalam pasangan dua atau tiga dalam pelepah bonggol (basal sheathi. Tumbuh – tumbuhan ini terdapat di bawah air surut rata – rata pada pasut purnama pada dasar pasir lumpuran. Mereka tumbuh subur di tempat yang terlindung di pinggir bawah dari mintakat pasut dan di batas atas mintakat bawah – litoral. Bunga jantan putih dan sangat kecil, sedangkan bunga betina soliterdan lebih besar.

-          Cymodocea rotundata adalah salah satu dari beberapa jenis lamun yang terdapat diperairan kita. Tumbuh – tumbuhan ini terdapat tepat di bawah air surut rata – rata pada pasut purnama pada pantai pasir dan pasir lumpuran. Geragih (runner atau stolon) yang kuning dengan selingan hitam antar ruas terpendam di pasir. Daunnya yang seperti pita dan berwarna hijau, lebar 0,5 cm dan panjang 20 cm, tetap terendam pada pasang tinggi normal.

 

 

 

A. Rantai makanan ekosistem Padang Lamun

 

Untuk tumbuh, lamun membutuhkan cahaya matahari, suhu air dan salinitas yang sesuai. Tumbuhan ini tumbuh di laut dangkal karena membutuhkan cahaya matahari yang cukup. Kekeruhan yang mengurangi penetrasi cahaya akan mempengaruhi kehidupan lamun. Pada daerah tropis, lamun tumbuh pada suhu 20 -30° C dan pada salinitas 25 – 35 ppt. beberapa genera tumbuh subur pada salinitas hingga 10 ppt.

Padang lamun merupakan salah satu ekosistem yang subur. Produktifitas primer komunitas lamun antara 500 – 1000 g C/m2/tahun, tetapi pada daerah subur dapat mencapai 6.825 g C/m2/tahun (McRoy dan McMillan, 1977). Walaupun padang lamun merupakan kunci unit produksi primer di perairan pantai, relative sedikit diketahui mengenai peranan energinya dalam ekonomis ekosistem pantai, hanya sedikit yang memakan tanaman ini secara langsung (Nybakken, 1988). Beberapa biota yang hidup di padang lamun , seperti krustasea, moluska, cacing, teripang dan ikan. Beberapa jenis laut yang mempunyai ekonomi menggunakan daerah padang lamun ini sebagai tempat asuhan, antara lain ikan beronang (Siganus sp). Duyung (Dugong dugong) merupakan mamalia laut yang makanannya adalah lamun terutama Syringodium isoelifilium (Nontji, 1987).

Gambar1.2 rantai makanan ekosistem padang lamun

 

Dalam ekosistem lamun, rantai makanan tersusun dari tingkat – tingkat trofik yang mencakup proses dan pengangkutan detritus organic dari ekosistem lamun ke konsuman yang agak rumit. Sumber bahan organic berasal dari produk lamun itu sendiri, disamping tambahan dari epifit dan alga makrobentos, fitoplankton dan tanaman darat. Zat organic dimakan fauna melalui perumputan (grazing)atau pemanfaatan detritus (Gambar 1.2) menunjukkan rantai makanan dalam ekosistem lamun yang disederhanakan. Jumlah jenis lamun tidak banyak. Di seluruh Indonesia tercatat sekitar 50 jenis dan di Indonesia tercatat sebanyak 12 jenis. Jumlah ini tidak sebanding dengan kelimpahan yang sering terdapat di alam dan jika dipandang dari kepentingan ekonomik dan ekologinya.

B. Penyebaran Padang Lamun

Lamun bersama – sama dengan mangrove dan terumbu karang merupakan satu pusat kekayaan nutfah dan keanekaragaman hayati di Indo – Pasifik Barat. Sebanyak 20 negara ditumbuhi lamun. Dari jumlah itu 15 negara, termasuk Indonesia terletak di wilayah yang memliki jumlah terbesar jenis lamun. Di kawasan Negara – Negara ASEAN, beberapa jenis lamun tersebar di semua Negara ASEAN, jenis lainnya ada yang tidak terdapat di satu Negara tetapi terdapat di Negara lain.

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1.3 sebaran Padang lamun di kawasan Asean (Fortes, 1990)

C. Morfologi

Lamun biasanya terdapat dalam jumlah yang melimpah dan sering membentuk padang yang lebat dan luas di perairan tropic. Sifat – sifat lingkungan pantai, terutama dekat eustaria, cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan lamun. Namun seperti halnya mangrove, lamun juga hdup di lingkungan yang sulit. Pengaruh gelombang sendimentasi, pemanasan air, pergantian pasang dan surut dan curah hujan, semuanya harus dihadapi dengan gigih dengan penyesuaian – penyesuaian secara morfologik dan secara faal.

Penyesuaian morfologik dilakukan dengan bebagai bentuk, misalnya daun yang seperti rumput, lentur dan system akar dari rimpang ang meluas mampu bertahan pada pengaruh ombak, pasut dan perpindahan sedimen di habitat pantai yang dangkal. Lamun yang hidup di perairan yang sering terkena pemanasan yang intensif sehingga suhu air meninggi lenih banyak berupa varietas yang berdaun kecil.

Keragaman morfologik dapa dilihat pada jenis – jenis lamun berikut ini :

1.      Halophila ovalis (lamun sendok) – Ekomorf (Ecomorph) atau lima daun. Ukuran dan bentuk daunnya sangat beragam.

2.      Enhalus acoroides (lamun tropica) – adaptasi bentuk dapat dilihat pada 2 tipe populasi, yani :

a.       Tumbuh – tumbuhan yang pendek, berdaun tipis meliputi populasi yang tumbuh jarang pada terumbu terbuka yang dangkal; dan

b.      Tumbuh – tumbuhan panjang berdaun tebal terdiri dari populasi yang dapat yang hidup di bagian dalam dan terlindung dari suatu teluk kecil.

3.      Cymodocea serrulata (lamun bergigi) – dua varian morfologik dibedakan oleh tidak adanya cabang – cabang berdaun yang panjang, suatu sifat yang dikendalikan oleh gerakan air, tipe sendimen dan dalamnya tumbuh – tumbuhan tenggelam atau oleh kepadatan dan persaingan.

4.      Halodule pinifolia (lamun benang) – tiga modifikasi dalam bentuk daun (sempit, lebar, dan bntuk perantara) nampaknya sebagai respons khas terhada zat hara dan kejelukan lingkungan setempat.

Penyesuaian faal atau perilaku ditunjukkan oleh 3 jenis lamun, lamun tropika, benang dan, bergigi dan lamun sendok kecil (Halodule minor). Masing – masing jenis mempunyai 2 varietas yakni

a.       Varietas dengan kisaran toleransi yang kecil (stenobiontik) terhadap panjangnya siang, pasut, curah hujan dan suhu; dan

b.      Varietas dengan kisaran toleransi yang lebar (euribiontik)terhadap factor – factor tersebut di atas)

Varietas stenobiontik dari lamun tropika ini sifatnya musiman, berdaun sempit dan tipis serta tumbuhnya jarang, umumya hidup pada bagian antar – pasut dari terumbu karang terbuka. Varietas euribiontik, sebaliknya, terdapat sepanjang tahun dengan daun yang tebal dan lebar. Varietas ini hidup padat di bawah surut terendah dari suatu teluk terlindung.

D. Daur Hidup

Dalam kondisi tak beroksigen (anoxia) atau berkadar oksigen rendah yang merupakan sifat habitat pasut yang dangkal karena jumlah air yang yang minimal dan gerakkan angin yang keras serta suhu air alami yang menaik mencapai maksimum, lamun ditutupi oleh selimut tebal dari alga hijau – biru dan alga hijau dengan perputaran (turn over) dan kebutuhan oksigen (oxygen demand) terkait yang tinggi. Akibatnya sedimen sangat tereduksi dan bersifat asam. Hal ini ditunjukkan oleh bau H2S kalau suatu tumbuh – tumbuhan dicabut dari tempat tumbuhnya. Namun dalam keadaan yang demikian pun, lamun dugong (Thalassia hemprichii), lamun tropika, dan lamun berujung bulat (Cymodocea rotundata) mampu tumbuh dan berkembang karena mereka mempunyai strategi adaptasi metabolic (dengan mikrozoma akar aerobic) sehingga mampu berkoloni di habitat laut dangkal dengan berhasil dan mengusir sebagian sekelompok tumbuh – tumbuhan lain.

Lamun juga mengikuti irama musim. Saat – saat bersemi, berbunga dan berbuah terjadi pada bulan – bulan tertentu. Tidak banyak informasi yang di dapat entang waktu berbunga, berbuah dan sebaran biji lamun. Lamun tropika mulai berbunga pada akhir April dan berlanjut sampai akhir Agustus di Filipina. Proses ini berhubungan langsung dengan perkembangan panjang siang, suhu dan curah hujan. Sebalikya, pertumbuhan biomassa dan produksi berhubungan terbalik dengan perkmbangan factor – factor di atas. Saat berbuah terjadi pada setengah masa terakhir dari masa berbunga dengan puncaknya terjadi pada bulan Juli, saat panjang siang dan curah hujan mencapai harga tertinggi.

Di Filipina tengah, biji lamun tropika bertunas pada bulan Agustus. Selama bulan – bulan berikutnya sampai Desember, air surut pada siang hari terjadi lebih sering dan lebih lama, sehingga tumbuh – tumbuhan terjemur udara dan matahari dalam periode puncak, sehingga pertumbuhan cepat dan penambahan biomassa terjadi selama bulan – bulan ini dan mencapaipuncaknya pada bulan Oktober.

 

 

 

Beberapa fungsi padang lamun, yaitu :

-          melengkapi ekosistem mangrove dan terumbu karang.

-          Sebagai ekosistem perairan laut dangkal ini

-          sebagai sumber makanan biota kecil dan biota tertentu seperti dugong, biota omnivora serta biota pemakan hijauan.

-          membantu menstabilkan perairan dan memantapkan substrat dasar.

-          Daun lamun yang lebat akan memperlambat gerakan air akibat arus dan ombak sehingga perairan menjadi tenang.

Secara ekologi padang lamun mempunyai beberapa fungsi penting bagi wilayah pesisir, yaitu:

-          produsen detritus dan zat hara;

-          mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak, dengan sistem perakaran yang padat dan saling menyilang;

-          sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar dan memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang melewati masa dewasanya di lingkungan ini; dan

-          sebagai tudung pelindung yang melindungi penghuni padang lamun dari sengatan matahari.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar